IDPOST.CO.ID – Swasembada pangan selalu menjadi salah satu target utama setiap Presiden Indonesia untuk menjaga ketahanan nasional.
Namun, pendekatan yang terlalu berfokus pada peningkatan produksi beras justru menghadapi tantangan besar, seperti penyusutan lahan sawah dan stagnasi produktivitas.
Kondisi ini mendorong para pengamat dan politisi untuk mengusulkan strategi baru, yaitu diversifikasi pangan.
Diversifikasi Pangan
Anggota Komisi VI DPR, Herman Khaeron, menegaskan bahwa ketahanan pangan tidak bisa hanya bergantung pada satu komoditas seperti beras.
Ia mendorong pemanfaatan berbagai komoditas lokal yang melimpah di Indonesia, seperti porang, hanjeli, singkong, ubi jalar, talas, gadung, sagu, sorgum, dan lainnya.
“Komoditas lokal Indonesia sangat banyak, misal porang, hanjeli, singkong, ubi jalar, talas, gadung, sagu, sorgum, dan lain-lain,” ujar Herman melalui akun media sosialnya pada Minggu, 23 Maret 2025.
Herman menambahkan, banyak negara telah berhasil menerapkan diversifikasi pangan sebagai solusi ketahanan pangan, bahkan dengan menggunakan teknologi untuk menciptakan beras analog dari bahan selain padi.
Strategi ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada beras, tetapi juga menciptakan sistem pangan yang lebih berkelanjutan.
Program One Day No Rice
Herman juga mengingatkan bahwa upaya diversifikasi pangan bukanlah hal baru di Indonesia. Pada era Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pemerintah pernah menguji program One Day No Rice sebagai langkah awal untuk mendorong masyarakat mengurangi konsumsi beras.
Program ini mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi sumber karbohidrat alternatif.
Ia berharap, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, kebijakan serupa dapat diperkuat dan dikembangkan lebih jauh.
Dengan begitu, Indonesia bisa mewujudkan kemandirian pangan yang lebih luas dan tahan terhadap tantangan global, seperti perubahan iklim dan krisis pangan dunia.
“Mudah-mudahan arah kebijakan Presiden Prabowo juga melakukan pengembangan diversifikasi sebagai upaya menuju swasembada pangan,” pungkas Herman.