Entertainment

Pinkan Mambo Miliki Dua Kepribadian, Saat di Publik Berbeda

×

Pinkan Mambo Miliki Dua Kepribadian, Saat di Publik Berbeda

Sebarkan artikel ini
Pinkan Mambo Miliki Dua Kepribadian
Pinkan Mambo Miliki Dua Kepribadian

IDPOST.CO.ID – Penyanyi Pinkan Mambo membuat pengakuan yang mengejutkan baru-baru ini.

Pengakuan tersebu disampaikan Pinkan Mambo dalam kanal YouTube Melaney Ricardo belum lama.

Dalam YouTube, Pinkan Mambo menyebut kalau pihaknya memiliki dua keprubadian yang berbeda.

Kepribadiannya menjadi dua karena ia merasa kerap tertekan selama bertahun-tahun lamanya.

Bahkan ia juga menyebut kepribadianya itu berbeda saat dipublik dengan saat iaberada di depa orang-orang terdekat.

“Saya itu sebenarnya punya dua karakter, yaitu pede banget dan saya sakit yang masih ada trauma gitu lho. Makanya Pinkan di depan kamera berusaha kuat,” katanya.

Ketika mengobrol dengan Pakar Neurosains, Ryu Hasan, sang dokter mengatakan bahwa setiap orang tentu memiliki banyak kepribadian.

Namun kepribadian yang berbeda itu bukan termasuk sebagai gangguan.

“Kalau berbicara seperti itu, dia nggak bohong. Kita itu punya multi personality. Jadi saya sebagai dokter akan berbeda kalau saya berbicara sebagai bapak ke anak saya,” jelas dokter Ryu Hasan, mengutip kanal YouTube InsideOurBrain.

Jadi, setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda dan itu tergantung pada siapa sosok yang sedang dihadapi.

Begitu pula dengan Pinkan Mambo. Menurut dokter Ryu Hasan, apa yang diucapkan ibu dari Michelle Ashley itu wajar.

“Jadi kalau Mba Pinkan punya dua atau tiga atau empat kepribadian ya wajar. Kamu juga, aku juga. Semua orang punya,” imbuhnya.

Mendengar itu, Pinkan Mambo merasa apa yang dikatakan oleh sang dokter sesuai dengan yang ia maksud.

“Seribu persen bener. Hanya dokter yang mengerti,” ujar Pinkan Mambo.

Sementara orang dapat dikatakan mengidap gangguan kepribadian ganda (multiple personality disorder) ketika ia tidak dapat menempatkan diri di depan orang lain.

“Ada dua hal yang membuat gangguan ini. Limitasi, kita tidak bisa membatasi dengan siapa kita ngomong. Yang kedua, kita tidak paham relasi,” pungkasnya.