• Tentang Kita
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Kode Etik Jurnalis
    • Pedoman Media Siber
    • Hak Jawab Dan Koreksi Berita
  • Info Karir
  • Kontak
    • Kontak Marketing
    • Kontak Pemasangan Iklan
Sabtu, April 17, 2021
ID post l Portal Berita Online
Advertisement
  • HOME
  • NASIONAL
  • REGIONAL
  • EKONOMI
  • POLHUKAM
  • LIFESTYLE
  • ENTERTAINMENT
  • PENDIDIKAN
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • TECHNO
  • MUSIK
No Result
View All Result
  • HOME
  • NASIONAL
  • REGIONAL
  • EKONOMI
  • POLHUKAM
  • LIFESTYLE
  • ENTERTAINMENT
  • PENDIDIKAN
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • TECHNO
  • MUSIK
No Result
View All Result
ID post l Portal Berita Online
No Result
View All Result
Home HEALTHNEWS

Stres Otak Bisa Sebabkan Sindrom Patah Hati, Risikonya Mengerikan

by admin
27/03/2021
in HEALTHNEWS
0
Stres Otak Bisa Sebabkan Sindrom Patah Hati, Risikonya Mengerikan
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter


iDpost.co.id – Otak mungkin berperan dalam memicu sindrom patah hati yang secara resmi dikenal sebagai sindrom Takotsubo (TTS). Sindrom ini adalah masalah jantung sementara di mana berpotensi mematikan yang disebabkan oleh situasi dan emosi yang membuat stres.

Melansir dari Medicinenet, studi yang yang diterbitkan European Heart Journal ini memastikan adanya peningkatan aktivitas metabolik yang terkait stres di otak di mana dapat meningkatkan risiko sindrom tersebut. Dalam studi ini, para peneliti menganalisis pemindaian pencitraan otak dari 41 orang yang kemudian mengembangkan sindrom tersebut.

“Area otak yang memiliki aktivitas metabolik lebih tinggi cenderung lebih banyak digunakan. Oleh karena itu, aktivitas yang lebih tinggi di pusat otak yang terkait dengan stres menunjukkan bahwa individu memiliki respons yang lebih aktif terhadap stres,” kata penulis senior studi Dr. Ahmed Tawakol, direktur kardiologi nuklir dan wakil direktur Pusat Penelitian Pencitraan Kardiovaskular di Rumah Sakit Umum Massachusetts.

Para peneliti menemukan bahwa aktivitas yang meningkat di amigdala otak memprediksi TTS berikutnya, serta waktu terjadinya sindrom tersebut. Misalnya, orang dengan aktivitas tertinggi di amigdala mengembangkan sindrom tersebut dalam setahun setelah pemindaian otak. Sementara orang dengan aktivitas menengah di amigdala mengembangkan sindrom tersebut beberapa tahun kemudian.

Baca Juga:
Studi: Ibu Hamil dan Pascamelahirkan Alami Stres Lebih Besar selama Pandemi

“Kami menunjukkan bahwa TTS terjadi tidak hanya karena seseorang menghadapi peristiwa menyedihkan,” kata Tawakol dalam rilis berita rumah sakit.

“Sebaliknya, individu dengan aktivitas otak yang berhubungan dengan stres tinggi dan tampak prima bisa mengembangkan TTS,” imbuhnya.

Studi ini juga menemukan hubungan antara aktivitas otak terkait stres dan aktivitas sumsum tulang pada individu.

Ilustrasi stres (pexels/@olly)

Sumsum tulang menghasilkan berbagai jenis sel darah yang membawa oksigen, meningkatkan respons kekebalan dan pembekuan darah, sehingga aktivitas otak terkait stres dapat memengaruhi aktivitas sel yang memengaruhi kesehatan jantung.

“Studi harus menguji apakah pendekatan semacam itu untuk mengurangi aktivitas otakĀ  berhubungan dengan stres menurunkan kemungkinan TTS,” kata Tawakol.

Baca Juga:
Sering Alami Mimpi Buruk? Simak Penjelasan Ahli Berikut

Dia juga mencatat perlunya lebih banyak penelitian untuk memeriksa bagaimana pengurangan stres atau perawatan obat untuk mengurangi aktivitas otak terkait stres dapat bermanfaat bagi kesehatan jantung.





Sumber Berita

Terkait

Previous Post

Ojol Sujud Syukur usai Motornya yang Dicuri Ditemukan, Publik Terenyuh

Next Post

Meghan Markle Kembali Putus Hubungan dengan Orang Terdekat, Kali Ini Siapa?

Next Post
Meghan Markle Kembali Putus Hubungan dengan Orang Terdekat, Kali Ini Siapa?

Meghan Markle Kembali Putus Hubungan dengan Orang Terdekat, Kali Ini Siapa?

Deretan Gaya Hijab Ini Diprediksi Bakal Populer di Bulan Ramadan 2021

Deretan Gaya Hijab Ini Diprediksi Bakal Populer di Bulan Ramadan 2021

Anggap Dirinya Sebesar Klub, Mourinho Punya Sebutan Baru untuk Penggemar

Anggap Dirinya Sebesar Klub, Mourinho Punya Sebutan Baru untuk Penggemar

Bolehkah Minum Penghilang Rasa Sakit Usai Vaksin Covid-19?

Bolehkah Minum Penghilang Rasa Sakit Usai Vaksin Covid-19?

Bolehkan Konsumsi Pereda Nyeri Sebelum atau Setelah Vaksinasi? Ini Kata CDC

Bolehkan Konsumsi Pereda Nyeri Sebelum atau Setelah Vaksinasi? Ini Kata CDC

Leave Comment



  • Home
  • Tentang Kita
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Info Karir
Ā© 2020 Portal Berita Online - Media Inspiratif by IDpost.co.id.
No Result
View All Result
  • IDPOSTNEWS
  • NASIONAL
  • REGIONAL
  • EKONOMI
  • POLHUKAM
  • ENTERTAINMENT
  • LIFESTYLE
  • PENDIDIKAN
  • MUSIK
  • OLAHRAGA
  • FILANTROPI
  • OTOMOTIF
  • PROPERTI
  • TECHNO

Ā© 2020 Portal Berita Online - Media Inspiratif by IDpost.co.id.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist