Peristiwa

Tips Memilih Partai Politik

×

Tips Memilih Partai Politik

Sebarkan artikel ini
Tips Memilih Partai Politik
Ilustrasi (https://www.flickr.com)

IDPOST.CO.ID – Kurang dari seratus hari lagi pesta demokrasi di negara kita akan diselenggarakan. Pesta demokrasi yang dimaksud adalah pemilihan umum (Pemilu).

Untuk kedua kalinya, setelah di tahun 2019, Pemilu akan dilaksanakan serentak untuk pemilihan anggota legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres).

Berbicara Pemilu, maka tidak bisa tidak kita akan berbicara tentang partai politik (Parpol). Karena, baik di Pileg maupun di Pilpres, yang berperan adalah Parpol.

Saat ini, dalam aturan politik di Indonesia, Parpol adalah lembaga atau organisasi yang sangat penting dan strategis.

Bagaimana tidak, anggota legislatif yang masuk melaui Parpol memiliki kewenangan yang sangat dahsyat.

Selain membuat undang-undang dan mengawasi jalannya pemerintahan yang merupakan tugas pokoknya, mereka juga menjadi pintu pertama dalam menyeleksi dan menyetujui figur-figur yang akan menduduki posisi-posisi strategis. Seperti Kapolri, Panglima TNI, Ketua KPK, dan yang lainnya.

Bahkan pejabat tertinggi di eksekutif pun harus melalui ‘saringan’ Parpol. Ingin jadi Presiden, Gubernur, Bupati, atau Walikota, tidak bisa tidak harus diajukan oleh Parpol atau gabungan Parpol (koalisi). Sungguh sangat strategis posisi yang dimiliki Parpol.

Oleh karenanya, memilih Parpol saat Pemilu adalah titik krusial yang akan menentukan ‘nasib’ bangsa lima tahun ke depan.

Termasuk masa depan diri kita sendiri dan anak cucu kita. Untuk itu harus super hati-hati dalam memilih Parpol.

Sulit memang memilih satu Parpol di antara 18 Parpol peserta Pemilu 2024 nanti. Termasuk sulit dalam menentukan kriteria atau ciri-ciri Parpol yang layak untuk dipilih.

Namun, semoga tidak berlebihan, kita bisa menggunakan empat kriteria berikut: Sidiq, Amanah, Tabligh dan Fathanah.

Keempat kriteria tersebut adalah sifat yang dimiliki Rasulullah. Sebagai Muslim yang harus menjadikan beliau sebagai suri tauladan, maka kita harus berusaha memiliki keempat sifat tersebut.

Dan idealnya, Parpol pun harus memilikinya, karena kita akan menitipkan suara (nasib kita dan bangsa) kepadanya.

Mari kita urai satu-satu kriteria tersebut.

Siddiq (Jujur)

Salah satu ciri Parpol yang jujur adalah komitmennya dalam memberantas korupsi. Karena kejahatan korupsi menjadi sebab sebuah negara hancur dan sulit untuk maju.

Realita sekarang mungkin sulit, bahkan tidak ada, Parpol yang bersih dari korupsi. Maka, yang sebaiknya dipilih adalah Parpol yang korupsinya paling sedikit. Kita bisa memanfaatkan fasilitas pencarian (searching) di internet untuk mendapatkan data tersebut.

Amanah (dapat dipercaya, Konsisten)

Dari 18 Parpol peserta Pemilu 2024 nanti kebanyakan adalah Parpol peserta pemilu 2019. Parpol yang baru pun, rata-rata pecahan dari Parpol tersebut. Artinya, pengurusnya masih orang-orang yang sama.

Tentu kita ingat apa yang dijanjikan Parpol-Parpol (melalui Caleg-Calegnya) tersebut saat kampanye di Pemilu 2019. Dan kita bisa melihat kinerja mereka selama lima tahun terakhir, apakah janji-janji itu ditepati (dijalankan) atau tidak.

Dengan begitu kita bisa menilai Parpol yang menepati janjinya dan yang tidak. Selain itu, dalam kurun waktu lima tahun dari 2019, kita pun dapat menilai Parpol mana yang konsisten membela rakyat, melalui kebijakan-kebijakannya dalam merespon permasalahan rakyat.

Tabligh (Menyampaikan)

Menyampaikan bisa berarti mampu menjalin komunikasi dengan masyarakat, minimal dengan konstituennya atau pemilihnya. Tugas Parpol adalah sebagai jembatan antara rakyat dan pemerintah. Parpol harus mampu mendengar aspirasi rakyat dan menyampaikannya kepada pemerintah. Termasuk menyampaikan koreksi atau kritikan rakyat.

Begitupun, parpol harus mau dan mampu menyampaikan program-program atau aturan-aturan dari pemerintah kepada rakyat.

Kita bisa melihat dan menilai saat ini, mana Parpol yang sudah menjalin komunikasi yang baik dengan rakyat (konstituennya), dan mana yang lebih mengutamakan kepentingan penguasa.

Fathanah (Pintar)

Yang dimaksud pintar ini tentu saja para pengurus Parpol-nya. Khususnya para pemimpinnya. Mereka harus mumpuni, harus mampu memahami semua permasalahan bangsa dan sekaligus mampu pula mencari solusinya.

Negara kita saat ini dihadapkan dengan berbagai persoalan: ekonomi, pendidikan, sosial, keamanan, dan lain-lain. Maka para pemimpin Parpol harus mampu memahami dan memberikan solusi yang bisa disampaikan kepada pengelola negara secara langsung maupun diwujudkan melalui produk undang-undang.

Semoga keempat kriteria di atas dapat memandu kita dalam memilih Parpol. Masih ada waktu dua bulan lagi untuk menilai Parpol peserta Pemilu nanti, sebelum kita nanti menentukan pilihan. Sehingga saatnya nanti di hari pemilihan, kita datang ke TPS tidak dengan kepala kosong lalu asal coblos saja. Atau memilih hanya karena sudah menerima ‘amplop’.

Satu suara kita sangat berharga, yang akan menentukan nasib negara, nasib kita, dan nasib (masa depan) anak cucu kita. Kita harus menjadi pemilih yang cerdas (smart voter), yang melek alias tidak buta politik. Karena, “Buta terburuk adalah buta politik”, demikian kata Penyair Jerman Bertold Brecht.

Penulis: Urip Widodo, ST. (Penulis adalah pegawai PT Dirgantara Indonesia)