IDPOST.CO.ID – Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin (Mas Ibin), menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dengan melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok menjelang Idul Fitri.
Bersama Wakil Wali Kota Elim Tyu Samba dan berbagai kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), ia mengunjungi Pasar Legi pada Senin, 17 Maret 2025.
Kegiatan ini menandai implementasi strategi baru Pemkot Blitar dalam revitalisasi pasar tradisional melalui operasi pasar berbasis pedagang.
Berbeda dengan operasi pasar sebelumnya, kali ini pasar tradisional menjadi pusat distribusi sembako murah.
“Tujuan kami bukan hanya untuk menstabilkan harga, tetapi juga mengajak masyarakat kembali berbelanja di pasar,” ungkap Mas Ibin saat meninjau pelaksanaan program.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pengunjung yang datang untuk membeli sembako murah juga akan berbelanja kebutuhan lainnya di pasar.
Pemkot Blitar, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), menggandeng pedagang pasar sebagai mitra distribusi.
Kepala Disperindag, Hakim Sisworo, menjelaskan bahwa operasi pasar diadakan di tiga lokasi utama: Pasar Legi, Pasar Templek, dan Pasar Pon.
“Di Pasar Legi, kami menyiapkan 1.200 paket sembako yang akan dibagi kepada delapan pedagang,” jelasnya. Sementara di Pasar Pon terdapat 230 paket untuk enam pedagang, dan Pasar Templek memperoleh jatah serupa.
Paket sembako murah ini dirancang sesuai dengan kebutuhan utama masyarakat dan disesuaikan dengan kondisi harga pasar yang fluktuatif.
“Lima komoditas utama dalam paket ini meliputi beras premium lima kilogram, minyak goreng satu liter, gula, bawang merah, dan bawang putih,” tambah Hakim.
Dengan subsidi dari APBD, masyarakat Kota Blitar dapat membeli paket ini seharga Rp123 ribu, meskipun harga normalnya mencapai sekitar Rp150 ribu.
Program ini bukan hanya sekadar intervensi harga; Mas Ibin menegaskan bahwa ini adalah upaya strategis untuk menghidupkan kembali daya tarik pasar tradisional.
Ia memahami bahwa belanja di pasar semakin tergeser oleh minimarket dan belanja daring.
“Kami memberikan stimulus dengan sembako murah agar masyarakat lebih tertarik untuk berbelanja di pasar,” ujarnya.
Warga hanya perlu menunjukkan KTP untuk mendapatkan paket sembako murah, dan penjualan akan berlangsung hingga stok habis.
“Jika dalam satu hari habis, ya akan segera kami lanjutkan; jika dua hari, maka dua hari,” jelasnya.
Sementara itu, Pemkot Blitar juga memastikan bahwa ketersediaan bahan pokok menjelang Lebaran tetap aman. Mas Ibin melaporkan bahwa tidak ada lonjakan harga yang signifikan.
“Kami telah melakukan pengecekan harga, dan semuanya masih terjaga dengan baik,” katanya.
Namun, Disperindag mencatat adanya kenaikan harga pada beberapa komoditas, seperti sayuran dan bawang merah, yang disebabkan oleh faktor cuaca ekstrem.
Meskipun demikian, Hakim memastikan bahwa kenaikan harga tersebut masih dalam batas wajar.
Dengan menggandeng pedagang sebagai mitra utama, Pemkot Blitar memberikan ruang yang lebih luas bagi pelaku usaha di pasar tradisional. Model ini juga memastikan bahwa roda ekonomi di pasar tetap bergerak.
“Pedagang yang menjual paket sembako murah tetap mendapat keuntungan. Ini bukan hanya sekadar program subsidi, tetapi juga strategi untuk mendukung keberlanjutan pasar tradisional,” tambah Hakim.
Mas Ibin mengajak seluruh warga Blitar untuk aktif berpartisipasi dalam program ini.
“Mari kita berbondong-bondong ke pasar,” ucapnya.
Dengan pola operasi pasar yang baru ini, diharapkan pasar tradisional dapat kembali berfungsi sebagai pusat pergerakan ekonomi rakyat.