Peristiwa

Candi Penataran Peninggalan Termegah di Blitar: Dari Kediri ke Majapahit

×

Candi Penataran Peninggalan Termegah di Blitar: Dari Kediri ke Majapahit

Sebarkan artikel ini
Candi Penataran Peninggalan Termegah di Blitar: Dari Kediri ke Majapahit
Sumber gambar Instagram @fashichulchadiq

IDPOST.CO.IDCandi Penataran yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar menjadi candi terbesar di Jawa Timur.

Kompleks Candi Penataran menjadi peninggalan bersejarah dari Kerajaan Majapahit.

Memiliki kompleks yang besar Candi Penataran didirikan selama beberapa periode waktu yang berbeda.

Selama proses pengembangn candi banyak kontribusi dari beberapa raja dari Kerajaan Kediri dan Majapahit.

Berikut Raja-Raja yang Terlibat dalam Pembangunan Candi Penataran:

Raja Srengga dari Kerajaan Kediri (1194–1222 M):

Masa Pendirian Awal: Pembangunan Candi Penataran diperkirakan dimulai pada masa pemerintahan Raja Srengga. Pada masa ini, candi utama serta beberapa bangunan awal didirikan.

Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit (1350–1389 M):

Pengembangan dan Renovasi: Pembangunan Candi Penataran dilanjutkan dan diperluas selama masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk.

Di masa inilah candi mencapai bentuk dan ukuran seperti yang kita kenal saat ini. Hayam Wuruk sering melakukan kunjungan ke Candi Penataran dan candi ini menjadi salah satu tempat peribadatan penting selama masa kejayaan Majapahit.

Peran dalam Pembangunan:

Raja-Raja

Para raja ini bertindak sebagai patron dan sponsor utama pembangunan candi. Mereka berperan dalam pengalokasian sumber daya serta pengaturan tenaga kerja yang diperlukan untuk pembangunan.

Arsitek dan Pengrajin

Meski nama-nama individu pembuat atau arsitek Candi Penataran tidak tercatat dalam sejarah, jelas bahwa para arsitek, seniman, dan pengrajin pada masa itu memiliki keahlian tinggi dalam seni ukir dan arsitektur, terutama dalam menggambarkan kisah-kisah dari Ramayana dan Mahabharata dalam relief candi.

Candi Penataran tidak hanya dibangun oleh satu raja atau dalam satu periode tertentu, melainkan merupakan hasil dari upaya bersama yang berlangsung selama beberapa abad, mencerminkan kepentingan spiritual dan politik dari beberapa dinasti Jawa yang berkuasa pada saat itu.