IDPOST.CO.ID – Akibat terjadinya insiden usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, Indonesia terancam gagal menjadi tuan rumah piala dunia U-20.
Pasalnya tragedi berdarah di di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu 1 Oktober 2022 usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya menewaskan ratusan suporter.
Tragedi berdarah tersebut terjadi pasca kekalahan Arema FC dari rivalnya Persebaya Surabanya dengan hasil akhir 2-3.
Tak terima dengan kekelahan tersebut, suporter Arema atau Singgo Edan turun kelapangan dan terjadilah benturan antara suporter dengan aparat keamanan.
Benturan antara suporter dengan aparat keamanan tidak hanya terjadi di dalam lapangan saja, akan tetapi juga terjadi di luar Stadion Kanjuruhan Malang.
Diberitakan beberapa puluh nyawa jadi korban dalam bencana itu. Bahkan juga salah satunya korban jiwa ialah balita yang dijumpai melihat laga derby Jawa Timur ini.
Karena peristiwa ini netizen juga mencemaskan akan berpengaruh ke pertandingan yang lain dituruti Indonesia. Satu diantaranya sebagai tuan-rumah Piala Dunia U-20 di tahun 2023.
Indonesia bisa jadi ditarik keterpilihannya sebagai pelaksana tuan-rumah. Apa lagi menyaksikan jumlah korban jiwa dari bencana itu yang tetap semakin bertambah.
“Karena ada peristiwa ini ada banyak gelaran International yang bisa jadi terkena ancaman. Satu diantaranya, pencabutan Tuan Rumah Piala Dunia U-20 di Indonesia,” twitt akun Twitter @FaktaBola.
Tetapi beberapa netizen akui tidak jadi masalah jika tidak ada pertandingan sepak bola. Apa lagi jika cuma terus menelan korban jiwa seperti sekarang ini.
“Saya sukai sepak bola.
tetapi untuk ini saya lebih sepakat indonesia tanpa sepak bola!!
sampai kita dapat berpikir jika bola hanya sebuah selingan
yang semestinya tanpa korban cedera apa lagi nyawa,” tegas akun @punya_xxxx
“Benar-benar sepakat ditarik saja ! Bahkan juga kalau club, tim nasional, sepakbola tanah air semua dipeti-eskan juga silakan. Hopeless.. Tidak ada sepakbola yang sepadan dgn nyawa,” lirih @tredxxx.
Walaupun demikian akun penggemar Liverpool Indonesia @The_RedsIndo menentramkan penggemar sepak bola tanah air jika kejadian club umumnya tidak berpengaruh ke Tim nasional. Ini berkaca ke Bencana Heysel pada 28 Mei 1985.
Bencana Heysel terjadi pada laga di antara Liverpool dan Juventus di Piala Champions (sekarang ini Liga Champions). Karena kejadian itu sekitar 39 orang wafat dan 600 lebih yang lain beberapa luka.
“Sepanjang yang saya ketahui, ancaman FIFA/AFC yang dapat diberi ialah cuma ke eksekutor atau club berkaitan.
Saat ancaman Bencana Heysel dikasih ke club Inggris dahulu juga, Tim nasional Inggris tidak terserang,” tuturnya.
Meminta pertandingan disetop
Awalnya netizen mengatakan supaya pertandingan Liga 1 disetop untuk sebentar. Ini untuk memiliki empati ke beberapa puluh korban yang wafat dalam kejadian Kanjuruhan itu.
“HENTIKAN LIGA 1 SEKARANG JUGA UNTUK SEMENTARA WAKTU! @PSSI @pt_lib.” tulis akun @faktasepakbola
PSSI sendiri dalam launching resminya akan lakukan interograsi atas kejadian ini. Bahkan juga akan memberi ancaman berat jika memang terjadi pelanggaran dalam penyelenggaraan.
“PSSI benar-benar mencela kekacauan ini. Tetapi, satu kali lagi kami tidak dapat mengaitkan apapun. Tapi, ancaman keras akan menerpa Arema bila semua bisa dibuktikan.” – Yunus Nus