MEDIANE ONLINE – Tragedi Kanjuruhan menjadi sorotan banyak orang, tak terkecuali komika bernama Bintang Emon.
Dalam videonya yang di unggah di media sosial, Bintang Emon sentil apartur negara yang berbintang.
Sentilan tersebut dia buka dengan keinginan mudah-mudahan ini menjadi revolusi kekerasan aparatur dalam tangani massa.
Banyak yang berkata ‘tapi kita telah sama sesuai SOP’. Bila demikian, menurut Bintang Emon, memiliki arti SOP-nya yang perlu dipelajari.
“Dalam keramaian massa tertentu, perlu gak sepakan kungfu ? perlu gak tembak-tembak gas air mata ?,” ucapnya dalam video.
Dalam stadion, sambungnya, aparatur ribut sama supporter, supporter kecewa dengan aparatur, chaos.
Berkaitan hal itu Bintang tidak langsung mempersalahkan aparatur di atas lapangan.
Bisa saja, malah salah aparatur di atas dalam ambil keputusan. Karena aparatur di atas lapangan, kemungkinan cuma hanya eksekutor saja.
“Siapa tahu malah kalau mereka (aparatur di atas lapangan) anteng, engga lakukan kekerasan dalam penerapan pekerjaan di kekacauan, malah mereka omelan dari karena mereka gak sama sesuai SOP,”ucapnya.
Bintang memandang, memiliki arti ini permasalahan mekanisme.
Karena yang menjadi korban tidak cuma hanya sipil. Menurut dia, polisi yang benar dan baik jadi korban. Beberapa polisi sebagai keinginan bersama untuk peralihan lembaga itu jadi korban, keciprat citra buruk.
Begitu halnya polisi yang wafat di situ, sebagai korban. Polisi yang wafat tempo hari di situ tuch, sambungnya, sedang membantu supporter di keramaian, wafat kekurangan oksigen.
“Jadi menurut gua ini memang jadi tanggung jawabannya aparatur berbintang ya,”ucapnya.
Tetapi, dia kelihatannya sangsi karena ada tanggung-jawab itu. Karena kasus berbintang tempo hari saja, yang bahkan juga presiden telah memberi perintah langsung beberapa barangkali, sampai sekarang ini tidak juga kelar.
“Ditambahkan ada kasus ginian, kalau masih tidak ada peralihan ya good luck saja buat kita,”ucapnya.
Menurut dia, hanya berikut yang dia dapat dilaksanakan, bicara, ngomel dan mengkritik. Tidak dapat membuat ketentuan, tidak dapat memenjarakan yang keliru, tidak dapat juga menghentikan mereka yang tidak cocok kerjanya.
“Kita kritik-kritik doang, mereka engga ingin dengarkan gapapa untuk mereka mah. Tidak ada kelirunya juga. Yang berhati-hati malah kita, yang kritik-kritik, terus tidak didengerin, gedeg, keceplosan maki, terkena UU ITE. Karena itu good luck saja membuka kita yah,”tutupnya.
Upload ini mendapatkan beberapa ribu tanggapan dari netizen. Mayoritas setuju dan memberikan dukungan apa yang disampaikan komika ini.
“Gas terus Tang. Kritikan terus wakilin kita-kita bang,”komentar salah satunya netizen.