Entertainment

Kontroversi Video Klip ‘Iclik Cinta’: Mala Agatha dan Icha Cellow Dituding Cemarkan Nama Bung Karno

×

Kontroversi Video Klip ‘Iclik Cinta’: Mala Agatha dan Icha Cellow Dituding Cemarkan Nama Bung Karno

Sebarkan artikel ini
Kontroversi Video Klip ‘Iclik Cinta’: Mala Agatha dan Icha Cellow Dituding Cemarkan Nama Bung Karno

IDPOST.CO.ID – Penyanyi Mala Agatha dan Icha Cellow dikabarkan terlibat dalam kontroversi yang diduga mencemarkan nama presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno atau yang lebih dikenal sebagai Bung Karno.

Hal ini dipicu oleh video klip lagu berjudul ‘Iclik Cinta’yang mereka buat dengan latar belakang Perpustakaan Nasional Bung Karno(Perpusnas Bung Karno) yang terletak di Kota Blitar, Jawa Timur.

Yang memicu sorotan adalah pengambilan gambar untuk video tersebut dilakukan tanpa seizin pihak pengelola Perpustakaan Bung Karno.

Lagu yang bernuansa eksplorasi seksualitas ini dianggap tidak sesuai karena lokasi syutingnya adalah perpustakaan yang menyimpan koleksi bersejarah milik Bung Karno, sang pahlawan proklamator sekaligus pendiri Republik Indonesia.

Ketua Kelompok Kerja Layanan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan Nasional Bung Karno, Hery Purwanto, mengonfirmasi bahwa memang ada proses pengambilan video klip untuk lagu tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa pengambilan gambar dilakukan tanpa izin dari pihak pengelola.

“Memang benar ada pengambilan video klip untuk lagu berjudul ‘Iclik Cinta’ yang saat ini sudah tersebar luas di masyarakat. Namun, perlu kami tekankan bahwa pengambilan gambar sama sekali tidak meminta izin ataupun sepengetahuan kami,” ujar Hery saat ditemui pada Selasa (4/3/2025).

Sementara itu, Staf Humas Perpustakaan Bung Karno, Arda Brian, menjelaskan kronologi temuan video tersebut. Ia mengatakan bahwa video klip buatan channel YouTube Mala Agatha Officialbaru diketahui oleh pihak perpustakaan pada Rabu, 26 Februari 2025, setelah masyarakat melaporkan keberadaan video musik yang dianggap vulgar tersebut.

“Kami menerima beberapa pengaduan dari masyarakat, ada yang lewat DM Instagram, Facebook, bahkan beberapa guru bertanya melalui WhatsApp, ‘Mas, apakah video seperti itu di Perpusnas Bung Karno diizinkan?’. Setelah kami cek, ternyata video tersebut sudah diunggah di YouTube selama delapan hari. Keesokan harinya kami langsung mengadakan rapat dan menghubungi manajemen video tersebut untuk menyampaikan keberatan kami,” ungkap Arda.

Pihak Perpusnas Bung Karno sebenarnya tidak pernah mempermasalahkan karya seni yang dibuat masyarakat. Namun, menurut mereka, video klip lagu ‘Iclik Cinta’ tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung oleh Perpustakaan Bung Karno, mengingat lokasi tersebut merupakan ruang edukasi yang melestarikan sejarah Bung Karno.

“Lagunya sangat tidak relevan dengan nilai-nilai yang kami junjung. Akhirnya, pihak manajemen pembuat video tersebut datang ke kami dan menyepakati untuk mengganti latar belakang video tersebut,” tambah Arda.

Namun, hingga saat ini, video tersebut masih beredar di platform YouTube. Meski latar belakangnya telah diganti, banyak yang masih mengenali bahwa video tersebut diambil di lingkungan Perpustakaan Bung Karno. Hal ini terlihat dari arsitektur unik perpustakaan yang memadukan gaya modern tradisional dengan elemen geometris khas, yang mudah dikenali oleh masyarakat Blitar dan sekitarnya.

“Perpustakaan Bung Karno adalah ruang publik, jadi sering digunakan masyarakat untuk membuat konten video yang diunggah ke media sosial. Biasanya tidak ada masalah. Tapi kali ini, konten yang dibuat tidak selaras dengan nilai-nilai yang kami emban,” jelas Arda.

Ia menambahkan bahwa pihaknya tidak pernah melarang masyarakat untuk berkarya di perpustakaan. Namun, pengalaman ini akan dijadikan bahan evaluasi agar ke depan, kreativitas masyarakat tetap sejalan dengan nilai-nilai yang dijaga oleh Perpustakaan Bung Karno.

“Kami mendukung kebebasan berekspresi, tetapi tetap harus sesuai dengan nilai-nilai yang kami junjung di Perpustakaan Bung Karno ini,” pungkas Arda.