MEDIANE ONLINE – Pasca terjadinya tragidi yang nenewaskan ratusan suporter usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya liga 1 hentikan sementara.
Tragedi berdarah tersebut usai pertandingan antara derbi Jawa Timur Arema FC vs Persebaya Surabaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu 1 Oktober 2022.
Kejadian ini muncul karena tuan-rumah alami kekalahan 2-3 dari tim Bajul Ijo hingga membuat suporter ke lapangan.
Keadaan ini membuat suporter turut serta benturan dengan aparatur keamanan sampai luar stadion.
Diberitakan beberapa puluh nyawa jadi korban dalam bencana itu.
Bahkan juga salah satunya korban jiwa ialah balita yang dijumpai melihat laga derby Jawa Timur ini.
Karena jumlahnya korban wafat yang terjadi pada bencana Kanjuruhan. PT LIB sebagai operator juga memilih untuk hentikan pertandingan selama seminggu
“Operator pertandingan, PT. LIB sudah sah putuskan Liga1 2022/23 disetop dalam kurun waktu satu minggu,” twiit account Twitter @Indotransfer.
Ajakan stop pertandingan
Menyaksikan bencana berdarah itu banyak netizen yang minta pertandingan Liga 1 disetop untuk sebentar. Ini karena menyaksikan besarnya jumlah korban.
“BREAKING: Save Our Soccer menyampaikan kabar jika ada 59 korban wafat selama ini sesudah kekacauan yang terjadi di teritori Stadion Kanjuruhan Malan.
Innalillahi Wa Inna Illaihi Roji’un.
HENTIKAN LIGA 1 SEKARANG JUGA UNTUK SEMENTARA WAKTU! @PSSI @pt_lib.” catat account @faktasepakbola
PSSI sendiri dalam launching resminya akan lakukan interograsi atas kejadian ini. Bahkan juga akan memberi ancaman berat jika memang terjadi pelanggaran dalam penyelenggaraan.
“PSSI benar-benar mencela kekacauan ini. Tetapi, satu kali lagi kami tidak dapat mengaitkan apapun. Tapi, ancaman keras akan menerpa Arema bila semua bisa dibuktika
Selain itu, banyak yang bersepekulasi kalau tragedi berdarah tersebut terjadi kareana pihak kepolisian menembakan gas air mata kearah tribun suporter.
Akibatnya akun @polresmalang_polisiadem jadi target kekecewaan warga net karena kejadian kekacauan selesai derbi Jawa Timur diperkirakan karena tembakan gas air mata ke tribune pemirsa.
Walau sebenarnya, tribun yang penuh pemirsa itu cukup banyak Aremania -julukan supporter Arema- mulai wanita sampai anak-anak.
“Tribune tidak ngapa-ngapain mengapa ditembak gas air mata? Itu yang buat kita geram dan tidak terima. Disana padat beberapa wanita dan anak kecil,” catat akun Instagram @ra.***.
“Ngawur sampeyan pak, kok isone nembak gas air mata. Walau sebenarnya ketentuan FIFA larang pemakaian gas air mata di stadion. Mosok lali peristiwa 2018? Tolong tanggung-jawab,” sahut akun @adri***.