Politik

Pengamat Sebut Anies Baswedan dan Cak Imin Berpotensi Rebut Suara PDIP Gerindra

×

Pengamat Sebut Anies Baswedan dan Cak Imin Berpotensi Rebut Suara PDIP Gerindra

Sebarkan artikel ini
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar bakal mengubah konfigurasi suara.
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar bakal mengubah konfigurasi suara.

IDPOST.CO.ID – Pengamat politik Universitas Jember (Unej) Muhammad Iqbal sebut pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar bakal mengubah konfigurasi suara.

Pasalnya, Cakimin sapaan akrab Muhaimin Iskandar memiliki basis suara khususnya kalangan Nahdliyin yang ada di Pulau Jawa.

“Konfigurasi koalisi baru antara NasDem dan PKB sejatinya memang bisa mengubah peta kontestasi Pilpres 2024,” katanya.

“Terutama ketika bertarung merebut basis suara di Jawa Timur dan Jawa Tengah serta sebagian Jawa Barat,” lanjutnya.

Disebutkanya terdapat tiga provinsi lumbung suara terbesar secara nasional yang bisa direbutkan.

Selain itu, secara elektoralnya hanya terpusat di mesin politik milik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Gerindra.

“Maka munculnya pasangan Anies dan Cak Imin yang secara ambang batas pencalonan sudah bisa kantongi tiket pilpres, berpotensi merobohkan dominasi PDIP dan Gerindra di provinsi basis besar warga Nahdliyin,” tuturnya.

Sementara, potensi kemenangan Anies-Cak Imin sangat besar terjadi. Namun dengan catatan, daya mesin PKB solid bergerak.

Sebagai catatan, dalam tiga pemilu terakhir, Cak Imin mampu menempatkan PKB sebagai partai yang stabil berada di papan elite parpol parlemen maupun lokal daerah.

“Itulah faktor rasional besarnya peluang Anies-Cak Imin diharapkan bisa merebut kemenangan dari dominasi PDIP di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat,” katanya.

Lebih lanjut, ia menambahkan terkait catatan tersebut, yakni manuver-manuver Cak Imin dalam merawat modal sosial di kalangan Nahdliyin.

“Secara kultural, daya lobi dan manuver lincah Cak Imin dalam merawat modal sosial dengan jejaring kyai dan warga Nahdliyin sejak 2005 menjadi faktor kultural yang jadi harapan penentu kemenangan,” ujarnya.