Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Ratusan Hektare Sawah di Tulang Bawang Terendam Banjir, Petani Terancam Gagal Panen

×

Ratusan Hektare Sawah di Tulang Bawang Terendam Banjir, Petani Terancam Gagal Panen

Sebarkan artikel ini
Ratusan Hektare Sawah di Tulang Bawang Terendam Banjir, Petani Terancam Gagal Panen

IDPOST.CO.ID – Ratusan hektare sawah di Kecamatan Gedung Aji Baru, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, terendam banjir akibat curah hujan tinggi dalam sepekan terakhir.

Air setinggi 30-40 sentimeter menggenangi area persawahan, menyebabkan tanaman padi mulai membusuk dan petani terancam mengalami gagal panen.

Banjir yang merendam ratusan hektare sawah di Kampung Sido Mekar ini membuat padi yang baru berumur dua minggu hingga satu bulan tampak seperti berada di dalam danau.

Kondisi ini semakin parah akibat meluapnya Sungai Way Pidada yang menyebabkan tanggul penahan jebol. Selain itu, sedimentasi yang terjadi di tanggul membuat aliran air semakin dangkal dan sulit surut.

Petani Lampung Resah, Sawah Tergenang Air

Suwito (50), salah satu petani di Kampung Sido Mekar, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap banjir yang tak kunjung surut.

“Kalau air tidak segera surut, bisa dipastikan kami gagal panen. Kerugian yang dialami petani sangat besar karena padi sudah mulai rusak,” ujarnya.

Senada dengan Suwito, Suyanto (41), petani lainnya, juga menyampaikan dampak besar yang dirasakan para petani akibat banjir ini.

“Banjir di Lampung ini menyebabkan padi kami terendam terlalu lama. Kalau tidak ada solusi cepat, hasil panen kami tahun ini bisa hilang semua,” keluhnya.

Petani Harapkan Bantuan Bibit Padi

Para petani berharap ada solusi dari pemerintah daerah, terutama Dinas Pertanian Tulang Bawang, untuk membantu mengatasi dampak banjir yang merendam tanaman padi. Mereka meminta adanya bantuan berupa bibit padi baru agar bisa kembali menanam setelah banjir surut.

Banjir yang rutin terjadi di wilayah ini menandakan perlunya normalisasi sungai dan perbaikan tanggul agar kejadian serupa tidak terus berulang dan merugikan para petani.