IDPOST.CO.ID – Rizki Rahma Nur Wahyuni, atau yang akrab disapa Rahma menjadi sorotan karena profesi sebagai dalang perempuan.
Rahma menuturkan bahwa kecintaannya pada dunia wayang kulit berawal dari pengaruh ayahnya, Ki Sigit Manggala Saputra, seorang dalang ternama.
Sejak duduk di bangku kelas tiga SD, ia mulai belajar pedalangan langsung dibimbing oleh sang ayah.
“Saya sudah dekat dengan wayang sejak kecil karena ayah saya seorang dalang. Saat kelas tiga SD saya mulai belajar secara serius,” ujar Rahma pada Senin (21/4/2025).
Lahir pada tahun 1995, Rahma menggeluti gaya Gagrak Ngayogyakarto atau pakem klasik dalam pertunjukannya.
Ia kerap membawakan kisah-kisah tradisional seperti Hanoman Duta dan Wahyu Cakraningrat yang sarat nilai budaya.
Menjadi wanita dalam dunia pewayangan yang selama ini identik dengan laki-laki bukanlah hal mudah bagi Rahma.
Namun justru hal itu memotivasi dirinya untuk terus melestarikan seni tradisional tersebut sekaligus memberikan warna baru.
“Keberadaan saya sebagai perempuan di dunia dalang membawa perspektif berbeda dan semangat tersendiri,” ungkap perempuan asal Yogyakarta ini.
Di era digital saat ini, Rahma tidak tinggal diam menghadapi tantangan zaman.
Ia memanfaatkan teknologi modern untuk mengenalkan wayang kepada generasi muda melalui berbagai platform media sosial dan kanal YouTube agar lebih mudah dijangkau masyarakat luas.
“Sekarang pertunjukan wayang bisa dinikmati lewat YouTube maupun media sosial lainnya,” jelasnya.
Selain itu, ia juga memperkenalkan inovasi bernama wayang sinema—sebuah konsep pertunjukan yang menggabungkan elemen tradisional dengan teknologi canggih seperti layar LED serta pencahayaan teatrikal untuk menciptakan pengalaman menonton lebih menarik dan interaktif.
Konsep kolaboratif ini berhasil menarik minat berbagai kalangan termasuk anak-anak.
Bagi Rahma, menjadi Kartini masa kini berarti menjaga warisan budaya agar tetap hidup relevan sepanjang waktu melalui tangan generasi muda Indonesia.
Ia yakin bahwa seni tradisi seperti wayang kulit dapat terus berkembang meskipun berada di era modernisasi pesat saat ini.
“Di Hari Kartini ini saya ingin mengajak semua perempuan Indonesia untuk terus berkarya tanpa batasan profesi apapun,” tutupnya penuh semangat.
Kini karya-karya dalangnya dapat dinikmati kembali lewat rekaman video yang tersebar luas di YouTube serta platform digital lainnya sebagai bentuk pelestarian budaya secara kontemporer.