MEDIANE ONLINE – Tragedi Kanjuruhan pada 1 0ktober 2022 masih menyimpan duka yang mendalam bagi dunia sepak bola.
Kejadian tersebut terjadi pasca pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya yang berakhir dengan kekalahan Arema dikandang Singo Edan.
Bahkan sekarang banyak yang menanyakan tentang data korban tragedi Kanjuruhan.
Pasalnya, data yang beredar satu sama lainya tidak sama dan memunculkan selisih angak yang cukup signifikan.
Semenjak awalnya kejadian di Kanjuruhan, beberapa petinggi memberi statmen memakai data yang berbeda.
Awalnya, Presiden Joko Widodo menyebutkan jumlah korban sekitar 129 orang meninggal.
Jumlah ini berlainan sama yang dikatakan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang pastikan korban meninggal sekitar 125 orang.
Jumlah itu menyusut dari data awalnya 129 orang. Hal tersebut karena ada pencatatan yang double.
Awalnya, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak sempat mengatakan jumlah korban meninggal.
Wakil gubernur Emil menyebutkan jumlah korban capai 174 orang. Hal tersebut berdasar data yang didapatkannya dari Tubuh Pengendalian Musibah Wilayah (BPBD) Jawa timur.
Dalam pada itu, berdasar data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, mengatakan jumlah korban meninggal sekitar 131 orang.
“Iya betul 131 (korban meninggal), saya up-date,” tutur Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo saat diverifikasi SuaraMalang.id, Selasa (4/10/2022).
Dia sampaikan, jumlah itu masih tetap ada peluang untuk semakin bertambah.
Ingat sekarang ini masih tetap ada beberapa korban yang jalani perawatan di rumah sakit.
Dia menguraikan, sekarang ini ada beberapa 11 orang yang jalani perawatan di RSUD Kanjuruhan. Seterusnya ada 16 orang yang dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.