IDPOST.CO.ID – Pernyataan Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto saat memperingati Hari Pendidikan Nasional di Balai Kota Blitar beberapa waktu lalu kini menuai kontroversi dan berujung pada pelaporan oleh seorang warga bernama Haryono. Pria asal Blitar ini merasa bahwa ucapan Wamendagri justru menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu di tengah masyarakat.
Dalam pidatonya, Bima Arya menegaskan pentingnya sinergi antara Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, dan Wakil Wali Kota, Elim Tyu Samba. Ia bahkan menyampaikan bahwa siapa pun yang mencoba memecah belah keduanya akan “berhadapan dengan Wakil Menteri Dalam Negeri.”
Pernyataan tersebut terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial. Respon masyarakat pun beragam; sebagian menganggapnya sebagai dukungan positif untuk kepemimpinan yang harmonis, namun tidak sedikit yang menilai ucapan itu mengandung tekanan politik yang tidak seharusnya disampaikan secara terbuka.
Haryono termasuk salah satu yang merasa resah. Dalam wawancara dengan wartawan, ia menyatakan bahwa kondisi Kota Blitar selama ini relatif kondusif dan damai. Menurutnya, pernyataan Wamendagri seolah menggambarkan adanya konflik antara kepala daerah yang sebenarnya tidak pernah terjadi.
“Kami sering melihat Wali Kota dan Wakil Wali Kota turun bersama ke masyarakat, rapat bersama, dan bekerja sama. Jadi, kenapa tiba-tiba muncul pernyataan yang terkesan seperti ancaman? Ini menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan warga,” ujar Haryono saat ditemui, Rabu (7/5/2025).
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kelancaran pemerintahan dan tanggung jawab sosial, Haryono melaporkan pernyataan Wamendagri tersebut ke Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Selain itu, surat laporan juga dikirimkan kepada Menteri Dalam Negeri, Komisi II DPR RI, dan Ketua Umum PAN.
“Saya menilai pernyataan itu tidak pantas dan tidak etis disampaikan dalam forum resmi. Oleh karena itu, saya meminta agar laporan ini diselidiki secara serius dan hasilnya diumumkan ke publik. Ini bukan masalah pribadi, melainkan upaya menjaga suasana kondusif dalam pemerintahan daerah,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, memberikan tanggapan yang terkesan santai dan normatif. Ia menilai isu yang berkembang saat ini tidak ada kaitannya dengan tugasnya sebagai kepala daerah.
“Saya hanya fokus bekerja keras. Tidak ada masalah apa pun. Jadi saya juga kurang paham soal pelaporan itu,” ujarnya dengan nada tenang saat dimintai komentar.
Pria yang akrab disapa Mas Ibin ini memilih untuk tetap fokus menjalankan tugas dan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Ia menyebutkan bahwa sebagian besar waktunya dihabiskan untuk memastikan pelayanan publik berjalan lancar dan program pembangunan kota terealisasi sesuai harapan warga.
“Saya aktif turun ke masyarakat. Yang penting Blitar ke depan semakin baik dan semakin SAE. Soal hal lain, saya tidak ikut campur,” tambahnya.
Pidato Bima Arya yang memicu polemik tersebut sebenarnya mengandung pesan persatuan. Dalam video yang beredar, Bima menegaskan bahwa tidak boleh ada pihak yang memecah belah kepemimpinan di Blitar. Ia mengakhiri pesannya dengan doa agar para pemimpin diberikan kemudahan dalam menjalankan tugas membangun daerah.
“Setuju kalau pemimpinnya kompak, setuju kalau pemimpinnya bersama-sama memikirkan warga,” ujar Bima dalam video tersebut.