IDPOST.CO.ID – Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy, menyuarakan kegeramannya terhadap lonjakan perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @romahurmuziy.
Menurutnya, lonjakan suara PSI yang tidak wajar tersebut patut dipertanyakan. Rommy mencatat bahwa dari hasil monitoring, PSI berhasil memperoleh 19 ribu suara dari 110 Tempat Pemungutan Suara (TPS), yang berarti rata-rata 173 suara per TPS.
Dengan asumsi partisipasi pemilih sebesar 75%, maka suara sah setiap TPS hanya sekitar 225 suara. Hal ini menunjukkan bahwa PSI mendominasi 77% dari 110 TPS, suatu angka yang dianggap tidak masuk akal oleh Rommy.
Rommy kemudian meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) untuk menyelidiki lonjakan suara PSI tersebut secara seksama.
Selain itu, Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Chico Hakim, juga menyoroti turunnya suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) seiring dengan naiknya suara PSI.
Chico menduga ada intervensi tertentu yang dilakukan untuk mencapai hasil tersebut.
Chico mengungkapkan bahwa selama ini PPP selalu memperoleh hasil pemilu di atas hasil survei karena sebaran pemilih di kantong-kantong Islam di seluruh Indonesia, namun turunnya suara PPP dan naiknya suara PSI menimbulkan dugaan intervensi yang melibatkan berbagai pihak.
Ia menegaskan bahwa rekayasa penggelembungan suara PSI harus ditolak, karena menurutnya PSI seharusnya tidak lolos sebagai peserta pemilu jika tidak ada campur tangan dari pihak tertentu.