IDPOST.CO.ID – Seseorang yang melakukan perjalanan jauh (musafir) berhak mendapatkan keringanan (rukhsah) dalam pelaksanaan shalat.
Dalam agama Islam, diizinkan bagi seorang musafir untuk meringkas shalat (qashar) yang biasanya terdiri dari empat rakaat menjadi dua rakaat, khususnya untuk shalat Zhuhur, Ashar, dan Isya’.
Namun, penting untuk dicatat bahwa kesepakatan ulama menyatakan bahwa qashar tidak berlaku untuk shalat Maghrib dan Subuh.
Dalil untuk permissi qashar shalat dapat ditemukan dalam Surat An-Nisa’ ayat 101, di mana Allah SWT berfirman:
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ
“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidak ada dosa bagimu untuk mengqashar shalat.”
Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan shalat qashar antara lain:
- Perjalanan harus dilakukan untuk tujuan yang diperbolehkan seperti silaturahim, rekreasi, kunjungan kerja, dll.
- Jarak minimal perjalanan adalah 82 km (setara dengan 16 farsakh atau 2 marhalah).
- Shalat yang akan di-qashar adalah Dzuhur, Ashar, dan Isya’.
- Perjalanan masih berlangsung sampai terlaksananya shalat.
- Niat qashar dilakukan saat takbiratul ihram.
- Tidak boleh bermakmum pada orang (imam) yang tidak sedang melakukan perjalanan (musafir).
Niat untuk melaksanakan shalat qashar pada shalat Dzuhur, Ashar, dan Isya’ adalah sebagai berikut:
Shalat Dzuhur:
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قَصْرًا للهِ تَعَالَى
“Ushallî fardhaz dzuhri rak’ataini mustaqibilal qiblati qashran lillâhi ta’âlâ.”
Shalat Ashar:
أُصَلِّيْ فَرْضَ العَصْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قَصْرًا للهِ تَعَالَى
“Ushallî fardhal ‘ashri rak’ataini mustaqibilal qiblati qashran lillâhi ta’âlâ.”
Shalat Isya:
أُصَلِّيْ فَرْضَ العِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قَصْرًا للهِ تَعَالَى
“Ushallî fardhal ‘isya’i rak’ataini mustaqibilal qiblati qashran lillâhi ta’âlâ.”