Peristiwa

Janda di Banyuwangi Dipandang Negatif, Balawangi Bentuk Banom

×

Janda di Banyuwangi Dipandang Negatif, Balawangi Bentuk Banom

Sebarkan artikel ini
Sejumlah perempuan Banyuwangi yang berstatus janda.
Sejumlah perempuan Banyuwangi yang berstatus janda.

IDPOST.CO.ID, BANYUWANGI – Menjalani hidup sebagai singgel parent alias janda kerap dipandang negatif, bahkan, tak sedikit dari mereka di era modern ini masih saja diperlakukan diskriminatif oleh sebagian orang.

Atas dasar tersebut, organisasi kemasyarakatan (ormas) Balawangi membentuk Badan otonom (Banom) yang fungsinya melindungi hak asasi perempuan penyandang status janda di kabupaten Banyuwangi, Jawa timur.

Ketua bidang Litbang dan kaderisasi Balawangi Dedik Hendrawan mengatakan, organisasi perempuan Balawangi ini diberi nama Jaringan Anti Diskriminasi Wanita Banyuwangi (Jandawangi).

“Ini sebagai wadah atau sarana penyalur aspirasi bagi para singgel parent Banyuwangi, selain itu juga sebagai wadah gerakan untuk mendorong meningkatnya kesejahteraan bagi kaum perempuan serta mendukung pencegahan kekerasan, diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan,” jelasnya pada Kamis, (27/04/2023).

“Wanita Banyuwangi saat ini harus mulai sadar bahwa mereka memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk akses sumber daya, Akses terhadap ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya”, ungkap Dedik.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua umum (Ketum) Balawangi Agus Setyawan menyatakan, Jandawangi hadir sebagai manifestasi tujuan gerakan ormas Balawangi dalam membantu mewujudkan tujuan Negara sebagaimana amanat Undang-undang  Nomor 17 tahun 2013 tentang Ormas.

“Jandawangi hadir ditengah-tengah perempuan karena melihat situasi dan kondisi dimana masih banyak perempuan di masa kini mengalami kekerasan dan perlakukan diskriminatif”, terangnya.

Agus kemudian melanjutkan, bagi mereka yang mengalaminya tentunya butuh dukungan semangat untuk terus berjuang agar tidak terus terpuruk.

“Jandawangi forum perempuan yang berfungsi sebagai sarana untuk saling berbagi, saling memotivasi sesama kaum hawa, serta sebagai wadah perempuan guna mengembangkan ketrampilan agar bisa berdaya”, pungkasnya. (*)