IDPOST.CO.ID – Selain ibadah malam Nisfu Syaban, masyarakat Indonesia memiliki tradisi munggahan untuk menyambut Ramadan.
Tradisi munggahan merupakan sebuah ritual yang dilakukan sebagai persiapan menghadapi bulan suci Ramadan.
Berikut ini adalah beberapa hal terkait tradisi munggahan:
- Asal Usul dan Makna: Tradisi munggahan berasal dari kata “munggah” yang artinya naik atau meningkat. Secara umum, tradisi ini mengisyaratkan perubahan ke arah yang lebih baik dari bulan Syaban menuju Ramadan, untuk meningkatkan kualitas iman saat berpuasa.
- Ziarah ke Makam Leluhur atau Orangtua: Salah satu kegiatan munggahan adalah ziarah ke makam leluhur atau orangtua, di mana masyarakat mendoakan mereka yang telah meninggal dunia. Selain itu, berkunjung ke rumah orangtua di kampung halaman juga sering dilakukan sebelum memulai ibadah puasa.
- Makan Bersama Tetangga: Tradisi munggahan juga melibatkan kegiatan makan bersama dan saling berbagi makanan dengan tetangga. Momen ini memungkinkan tetangga saling menukar lauk yang dimiliki, menciptakan rasa kebersamaan dan gotong royong.
- Memberi Makanan kepada yang Membutuhkan: Meskipun seringkali terjadi kelebihan makanan akibat tradisi bertukar makanan, namun penting untuk mengingatkan agar makanan yang tersisa tidak terbuang percuma. Sebaiknya, makanan tersebut diberikan kepada orang yang membutuhkan.
- Memberikan Perbekalan Ramadan kepada Orangtua: Salah satu aspek penting dari tradisi munggahan adalah memberikan perbekalan Ramadan kepada orangtua, sebagai bentuk penghormatan dan kesiapan menghadapi bulan puasa.
- Tradisi Sidekah: Tradisi sidekah merupakan pengumpulan para lelaki untuk melakukan tahlilan dan berdoa bersama. Ritual ini dilakukan dengan harapan agar bulan Ramadan dapat dilalui dengan baik, sambil menjalin silaturahmi antar warga.
Tradisi munggahan menjadi momen penting bagi masyarakat Indonesia dalam mempersiapkan diri secara spiritual dan sosial menjelang Ramadan.