Surabaya, Idpost.co.id,- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya bersama DR Koen Irianto Uripan, meluncurkan program percontohan grease trap atau penyaring lemak dan minyak sebagai upaya menjaga kebersihan lingkungan dengan mengurangi limbah minyak dapur dan lemak yang bisa berpotensi mencemari air dan merusak ekosistem.
Kolaborasi ini bertujuan memperkenalkan cara baru dalam mengelola sampah rumah tangga sebagai bagian program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), pada khususnya pilar pengelolaan limbah cair rumah tangga yang berfokus pada prinsip 3R: reduce, reuse, dan recycle.
Program Inovasi pertama yang diterapkan di Kota Surabaya dan di Indonesia ini diuji coba kepada 6 orang warga di Kelurahan Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri, pada Minggu (27/10/2024). Sebagai langkah awal komitmen Dinkes dalam menciptakan lingkungan bersih dimulai dari pengolahan limbah cair rumah tangga.
Dalam tahap awal, grease trap dipasang di tiga lokasi berbeda di setiap rumah, yaitu di bawah sink dapur, di luar rumah sebelum saluran got, dan di bak kontrol. Tujuannya untuk memastikan bahwa berbagai jenis rumah dapat memiliki akses ke alat ini dan memanfaatkan fungsi grease trap sesuai kebutuhan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Kabidkesmas Dinkes) kota Surabaya, dr. Kartika Sri Rejeki, menekankan arti pentingnya grease trap dalam menjaga kualitas air dan lingkungan yang bersih. Pemasangan grease trap yang bervariasi dilakukan agar berfungsi secara optimal di lingkungan yang berbeda-beda.
“Melalui program ini, kami mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengelola limbah cair rumah tangga dengan tepat. Grease trap membantu meminimalisasi pencemaran lingkungan, terutama saluran air,” jelasnya.
Ia menambahkan, jika limbah minyak dan lemak langsung dibuang ke dalam saluran air lama-lama akan menumpuk yang dapat menghambat saluran serta menyebabkan pencemaran. Dan akhirnya bisa berpotensi merusak kualitas air tanah.
Sedangkan DR Koen menyampaikan, jika penggunaan grease trap ini diharapkan menjadi kebiasaan baru bagi masyarakat dalam menjaga lingkungan. Selain itu, program ini akan menjadi acuan bagi kota lainnya untuk mengadopsi langkah serupa dalam mengelola limbah rumah tangga.
“Kami ingin grease trap ini bisa diterima dan dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Harapannya, para penerima bantuan dapat menjaga dan merawat alat tersebut dengan baik agar bisa menjadi contoh bagi warga lainnya,” ungkap pakar sanitasi lulusan S3 Unair.
DR Koen yang hadir dalam peluncuran program ini mengajak masyarakat lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. Sebagai penggerak sanitasi dan kesehatan lingkungan, dirinya juga menekankan arti pentingnya kolaborasi pemerintah dan masyarakat dalam mencegah pencemaran lingkungan sejak dari sumbernya.
“Grease trap ini adalah solusi sederhana namun berdampak besar. Dengan alat ini, kita memulai langkah kecil untuk bersama-sama menciptakan sebuah perubahan besar dalam menjaga lingkungan bersih dan mencegah pencemaran air,” ujar DR Koen kembali.
Ia juga berharap dengan kolaborasi ini dapat menjadi program percontohan bagi kota-kota lain di Indonesia khususnya dalam menerapkan metode pengelolaan limbah rumah tangga cair guna menjaga keberlanjutan ekosistem dan kualitas air yang bersih.
Melalui bantuan grease trap ini, Dinkes Surabaya bersama DR Koen berharap bisa terus mendorong kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan turut serta dalam mencegah pencemaran air yang lebih luas.